top of page

Tentang Janur di Acara Pernikahan

Janur kuning sangat identik dengan pesta pernikahan, khususnya di pulau jawa. Janur menjadi penanda adanya hajat di sekitar lokasi, sehingga menjadi patokan bagi tamu-tamu undangan. Janur juga jadi pepatah, "Sebelum janur kuning melengkung", yang jadi prinsip orang-orang yang gigih memperjuangkan cintanya. Tapi, sebenarnya ada apa si dibalik janur? yuk, kita cari tahu.

sumber : tokopedia.com

alienco.net

Asal kata ‘janur’ berasal dari bahasa Jawa yang juga mengandung serapan bahasa Arab, yakni sejane neng nur yang berarti arah menggapai cahaya Ilahi. Sementara kata ‘kuning’ menurut beberapa literatur menyebutkan bahwa maknanya adalah sabda dadi, yang artinya berharap semua keinginan yang dihasilkan dari hati atau jiwa yang bening bakal terwujud.

Dengan demikian, janur kuning mengisyaratkan harapan yang mulia untuk mendapatkan ridho Ilahi dengan dibarengi jasmani dan rohani yang bersih. Harapan yang baik ini diwujudkan dengan pelaksanaan hajatan yang baik pula. Di sinilah esensi sesungguhnya yang ada pada janur kuning.

Janur kuning sendiri merupakan daun muda dari beberapa jenis tumbuhan palma besar, terutama kelapa, enau, dan rumbia yang biasanya dirangkai menjadi untaian menjulang ke atas menyerupai umbul-umbul. Namun belakangan kreasi rangkaian janur kuning semakin unik dan beragam.

Ada tiga teknik utama dalam membuat rangkaian janur, yaitu melipat, mengiris atau memotong, dan menganyam. Teknik khusus ini dapat dipadukan dengan inovasi baru, yaitu memadukan teknik tradisional janur pada rangkaian bunga tren masa kini.

Bagi masyarakat Hindu di Bali, seni merangkai janur juga disebut ‘mejejahitan’, suatu prakarya dengan bahan utama janur dan aneka dedaunan. Disebut jejahitan karena cara cara merangkainya menggunakan teknik jahit dengan memakai bambu kecil yang disebut biting/semat. Berkat kemajuan teknologi, biting atau semat tersebut sudah digantikan oleh staples. Alat ini akan lebih memudahkan dan menghemat waktu dalam proses merangkai janur. Agar rangkaian janur tetap terlihat estetik, arah dan jarak staples tetap harus diperhatikan.

Mengenal jenis janur kuning

1.Kembar Mayang

Kembar Mayang ini melambangkan bahwa pengantin harus sama perasaan, hati dan kehendaknya. Bagian-bagian yang terdapat pada kembar mayang diantaranya tatakan, awak, dan mahkota.

2. Mayang Sari / Gagar Mayang

Mayang sari/gagar mayang adalah hiasan janur yang biasanya ditempatkan di samping kanan dan kiri kursi Pelaminan, Mayang sari ini tingginya kira-kira 180 cm, jumlahnya 2 buah, bentuknya boleh sama dan boleh tidak tergantung selera si pembuat, dan pada bagian ujung atas dihias dengan dengan buah-buahan atau bunga hidup.

Mayang sari terdiri dari mahkota (kipas, buah-buahan dan bunga), badan bagian atas, badan bagian bawah dan tatakan.

3. Umbul umbul / Penjor

Umbul-umbul / penjor atau layur biasanya dipasang di depan rumah atau didepan gang masuk menuju tempat hajatan, Umbul-umbul ini sebagai pertanda bahwa disitu ada hajatan/ acara resepsi.

Hanya saja umbul-umbul dibuat dengan bidang sebatang bambu, disepanjang bambu dihiasi dengan daun kelapa yang kuning hingga melambai di ujung bambu.

Tradisi Janur di Bali

Di Bali pemanfaatan janur lebih luas lagi. Rangkaian janur yang disebut penjor ini biasanya juga digunakan dalam upacara adat penduduk setempat. Penjor biasanya dirangkai dalam berbagai bentuk dan umumnya berupa umbul-umbul yang diikat pada sebuah bambu panjang dan dipasang di tepi jalan. Menurut kepercayaan masyarakat di sana, penjor merupakan sesuatu yang sakral.

Masyarakat bali akan menggunakan janur yang dilengkapi dengan bunga, dedaunan, buah-buahan, jajanan pasar dan wewangian (dupa) sebagai sebuah sajen atau persembahan untuk Yang Maha Kuasa. Penjor ini dibuat untuk mengungkapkan rasa syukur atas anuugerah yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta. Dalam beberapa kesempatan, janur dapat digunakan sebagai sarana tolak bala, menangkal kejahatan atau menghindar dari maksud buruk.

Tradisi Janur di Jawa

Dalam tradisi Jawa, janur dianggap sebagai simbol kebahagiaan ini diolah menjadi beragam bentuk dan fungsi. Selain dibentuk bulat semacam bokor dan umbul-umbul yang berfungsi sebagai penanda atau petunjuk, janur juga dirangkai menjadi kembar mayang (sepasang hiasan dekoratif yang dipajang di pelaminan).

Dalam upacara perkawinan adat Jawa, kembar mayang digunakan sejak prosesi midodareni sampai prosesi panggih. Hiasan dekoratif ini pun menjadi simbol penyatuan dua individu dalam wadah rumah tangga. Sementara warna keputihan pada janur diharapkan menjadi doa agar cinta dan kasih sayang diantara mempelai dapar selalu muda laksana sebuah janur.

nah, sekarang jadi lebih tau tentang janur kan. Ternyata janur bukan sekedar hiasan di acara-acara pernikahan aja, tapi juga digunakan di upacara-upacara adat dan punya nilai filosofi yang luhur. Semoga pernikahanmu dan pasangan bisa seperti filosofi janur kuning yaa..

sumber :

http://mahligai-indonesia.com/ragam-budaya/tradisi-nusantara/tradisi-janur-kuning-di-nusantara-dan-filosofinya-4562

http://www.ulinulin.com/posts/tingginya-filosofi-janur-kuning-dalam-pernikahan

https://www.hipwee.com/wedding/bukan-hanya-jadi-penanda-tempat-hajatan-inilah-makna-filosofis-dibalik-janur-kuning-pernikahan/


Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook App Icon
bottom of page